Senin, 11 April 2011

Dari UAS, Menatap Target Kelulusan 100 Persen di UN



Sejak kemarin (11/4), sekolah-sekolah dasar di Kalteng serentak menggelar UAS. Sejumlah SD memanfaatkan ujian ini untuk mengevaluasi kesiapan siswa menghadapi UN, 10-12 Mei 2011 mendatang.

Sebuah sepeda motor meluncur deras memasuki halaman Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional (RSD-BI) SDN Percobaan Palangka Raya, Senin (11/4). Dari boncengan sepeda motor, seorang gadis cilik turun setengah melompat.
Tasya, demikian murid kelas 6 B SDN Percobaan Palangka Raya itu biasa disapa, memang harus bergegas. Ia sudah terlambat beberapa puluh menit untuk bergabung dengan teman-teman sekelasnya. Kekeliruan membaca jadwal membuat Tasya menjadi salah satu di antara 93 murid kelas 6 SDN itu yang terlambat tiba.
Usai melapor, ia pun lekas memasuki ruang kelas, bergabung dengan murid-murid lainnnya yang sudah lebih dulu bercengkrama dengan lembar soal-soal dan jawaban. Hari itu, hari pertama digelarnya Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk seluruh SD di Palangka Raya.
Di SDN Percobaan, prosesnya UAS berlangsung tertib dan lancar meski sempat terjadi kesalahan asumsi tentang penggunaan penanda jawaban. Biasanya, ujian sekolah ataupun nasional selalu menggunakan pensil 2B untuk penanda jawaban.
Sesuai kebiasaan itu, di hari pertama proses ujian tersebut seluruh murid SDN Percobaan juga telah sedia dengan pensil 2B di tangan. Namun, jelang waktu pembagian lembar soal, mendadak jajaran guru menerima arahan dari Dinas Pendidikan bahwa untuk menandai jawaban harus menggunakan pulpen. Tak ingin menunggu lama, puluhan pulpen yang didrop dari koperasi sekolah pun dibagikan kepada murid yang tak menyiapkannya sejak berangkat dari rumah.
UAS merupakan fase ujian akhir bagi setiap murid selama mengikuti proses pendidikan di sekolah. Nilai yang diraih setiap murid nantinya akan tertera di daftar nilai evaluasi belajar tahap akhir mereka. Setelah UAS selesai, barulah para murid dihadapkan pada Ujian Nasional (UN), sebagai salah satu penentu kelulusan mereka.
Berbeda dengan tahun-tahun lalu di mana UN merupakan patokan utama kelulusan murid, kini faktor penentu kelulusan lebih diperluas. Sesuai ketentuan Kemen Diknas, materi soal UN yang dulu dibuat sepenuhnya oleh pihak pusat kini juga dipadukan dengan daerah.
Selain itu, kelulusan juga ikut ditentukan hasil ujian murid dari semester VII hingga XI. Tambahan lagi, murid juga dianggap layak lulus apabila selama menjalani masa pendidikan di sekolah dapat menujukkan karakter moral dan akhlak yang baik.
Kendati tak lagi sepenuhnya menentukan kelulusan murid, jajaran pendidik di SDN Percobaan tetap menganggap UN sebagai proses yang penting. Mereka tak ingin terlena terhadap perubahan mekanisme kelulusan murid yang semakin mudah. Pihak guru sepakat, jangan ada seorangpun murid yang gagal mencapai nilai rata-rata minimal UN yang kini dipatok 4,25.
Tingkat kelulusan pun ditarget 100 persen. Untuk itulah, ujian sekolah yang diisi dengan delapan mata pelajaran akan dijadikan patokan guru SDN Percobaab dalam mempersiapkan murid-muridnya menghadapi UN.
”Dari hasil ujian akhir sekolah ini, nanti kita evaluasi nilai-nilai seluruh murid, terutama pada tiga mata pelajaran yang akan diujikan di UN,” kata Kepala Sekolah SDN Percobaan Inalili, melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Siti Hadiah SPd.
Diterangkannya, tiga mata pelajaran yang akan mendapat prioritas pengawasan karena akan diujikan di UN itu antara lain Agama, Bahasa Indonesia, dan Matematika. ”Kita akan lihat nilai setiap murid terutama pada tiga pelajaran itu. Mungkin akan ada prioritas pengajaran tambahan untuk siswa yang nilainya di ujian sekolah masih di bawah standar,” sebut Siti.
Dari pantauan Tabengan, hari pertama proses ujian akhir sekolah di SDN Percobaan ini disambut antusias seluruh peserta. Kegiatan diawali dengan upacara pembacaan doa bersama secara bergilirian, sesuai agama yang dianut murid-murid.
”Kegiatan doa bersama ini sudah menjadi rutinitas murid yang kita budayakan di sekolah ini. Kita ingin, mereka tidak hanya menyerap materi pendidikan agama, tapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Siti.
Ada pun mata pelajaran yang diujikan antara lain Bahasa Indonesia, Agama, matematika, BKE, IPA, Bahasa Inggris, PSPB, Muatan Lokal (Mulok), dan Teknik Informasi Komunikasi (TIK).
Di sekolah-sekolah dasar lainnya di Palangka Raya, hari pertama ujian akhir sekolah juga berlangsung lancar. UAS memang digelar serentak tak hanya di palangka Raya, namun juga di seluruh Kalteng. Terdata, sebanyak 3917 murid SDN yang tersebar di 125 SDN di Palangka Raya menjadi peserta UAS. saripudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar